Selasa, 29 Maret 2011

Sudah Adilkah Negara Kita


maling biasa = penjara, hakimi masa, dibakar, mati
maling luar biasa = aman, sejahtera, sentosa
Yang namanya maling ya tetap maling, biarpun itu maling biasa atau luar biasa yo tetep aja?maling.?Kalo dipikir secara?logika tentunya maling luar biasa nanti hukumannya akan lebih berat dan besar dari maling?biasa, wong dia?nyolongnya lebih banyak. Tapi kenapa kok di negara ini bisa membalik dari keadaan tersebut. Justru maling biasa hukumannya jauh lebih berat dari pada maling luar biasa (he,,,,).
contoh kasus yang barusan khuclukz liat di lingkungan kampus, ada seorang argobel/pemulung/pencari barang bekas, yang sedang dikerumuni oleh banyak orang, karena ketahuan mengambil dan membawa?barang (besi bekas + tutup gorong-gorong). Entah disengaja atau tidak oleh simaling membawa barang tersebut, tapi gara-gara si maling kedapatan membawa barang yang?keliatan gak berguna (karena sesuai tugasnya, pengambil barang-barang bekas), jadilah ia sedikit dihajar oleh pihak keamanan. Dan selang beberapa menit, datanglah mobil polisi yang dengan senang hati membawa maling tersebut.
maling
Sementara?melihat jauh diatas sana, seorang terhormat (pejabat maksudnya) yang telah menggelapkan uang atau membawa uang atau lebih kerennya korupsi, duduk enak-enakan diatas mimbar (mimbar opo maksudte), walaupun dia ketahuan telah nyolong uang yang toh nilainya jauh lebih besar daripada nyolong barang bekas. Tapi kok masih aman-aman dan tenang-tenang saja. Bahkan masih bisa jalan-jalan berwisata keluar negeri dan?dengan santainya kemana-mana tanpa adanya pukulan atau hajaran masa. Apakah gara-gara?simaling telah berjasa?ataukah berpendidikan tinggi,?sehingga?bisa seenaknya saja! sedangkan yang kecil-kecil (tidak berjasa dan tidak berpendidikan), tidak bisa berbuat apa-apa. Toh akhirnya yang namanya maling tetep juga maling.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar